Pemilu 2019 Rakyat dan Caleg Wajib Baca !!!
Jelang perhelatan Pemilu Serentak 2019, kita semua sebagai rakyat Indonesia tentu saja suka atau tidak suka harus turut serta untuk mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini.
Ada nuansa yang berbeda dengan pemilu kali ini dibandingkan pemilu sebelumnya, yaitu momen Pemilihan Legislatif berbarengan waktunya dengan momen pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Namun, hal ini justru menjadi sesuatu yang 'fresh' dan revolusioner bagi bangsa Indonesia yang baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan ke 73. Di usianya yang ke 73 ,Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah berhasil melewati berbagai macam tantangan,hambatan ,gangguan serta ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
Tak bisa dipungkiri, stabilitas nasional salah satu indikatornya adalah stabilitas politik. Di satu sisi, kedewasaan politik rakyat sangatlah tergantung bagaimana sikap dan perilaku para elite politik dalam mendidik dan memberikan teladan yang positif sehingga dinamika politik di kalangan rakyat jelata atau istilahnya di akar rumput ( grass root ) mampu menjadi embun penyejuk ditengah panasnya kompetisi perebutan singgasana kekuasaan secara elegan dan berkualitas.
Adagium politik yang berbunyi " Dalam Politik Tidak ada kawan yang abadi ,yang ada hanyalah kepentingan yang abadi " , menurut saya mulai sekarang harus dirubah menjadi " Dalam Politik kawan dan kepentingan abadi adalah rakyat "
Mengapa demikian, karena kalau adagium tersebut masih saja menjadi sebuah kalimat acuan dalam proses berpolitik para elite ,maka politik hanyalah alat kepentingan untuk mencapai tujuan masing-masing golongan dan melahirkan politikus yang pragmatis yang orientasinya hanya uang dan kekuasaan semata alias tidak mempunyai idealisme positif untuk menjadi seorang negarawan bagi bangsanya.
Mengapa demikian, karena kalau adagium tersebut masih saja menjadi sebuah kalimat acuan dalam proses berpolitik para elite ,maka politik hanyalah alat kepentingan untuk mencapai tujuan masing-masing golongan dan melahirkan politikus yang pragmatis yang orientasinya hanya uang dan kekuasaan semata alias tidak mempunyai idealisme positif untuk menjadi seorang negarawan bagi bangsanya.
Ada beberapa catatan hasil pemikiran saya selama mengamati dinamika politik dewasa ini baik dari pemberitaan media maupun dari berbagai forum media sosial.Tentu saja tidak semua catatan yang saya simpulkan tadi mewakili keseluruhan para elite politik kita. Namun setidaknya mampu menjadi tambahan referensi untuk warga masyarakat dan para calon wakil rakyat yang akan berkompetisi di Pileg 2019 nanti .Adapun catatan hasil pemikiran saya tersebut ,antara lain :
1. Bangun Komunikasi Positif Substansif
Elite Politik seyogyanya selalu mengedepankan dialog dan membangun komunikasi positif apabila ada isu atau pemberitaan media, yang kebetulan dirasakan merugikan salah satu pihak. Hindari komentar atau statemen di media sosial atau media informasi lainnya sebelum memastikan bahwa sumber informasi yang didapatkan tersebut valid dan dapat dipertanggung jawabkan, jangan sampai di kemudian hari informasi tersebut ternyata hoax atau sebuah kebohongan publik.Tentu saja efeknya justru akan menurunkan elektabilitas, akibat citra dan kepercayaan publik yang susah payah dibangun hancur gara-gara reaksi yang tidak terukur dan membuat suatu kegaduhan di masyarakat luas.Pelajari Substansi masalah dulu baru bereaksi dan merespon setiap informasi dengan bijaksana dan kritis.
2. Buat Kontrak Politik untuk Konstituen/Pemilih
Elite Politik seyogyanya membangun jembatan pemikiran yang realistis terhadap masyarakat calon pemilihnya, jangan terlalu menjual mimpi dengan janji-janji kampanye yang berlebihan, fokus pada bidang atau kepentingan masyarakat di wilayah tersebut yang dirasakan masih kurang atau belum ada sama sekali dan memang secara peluang bisa diwujudkan.Hampir disetiap pembicaraan yang berkaitan dengan tema politik pasti tak lepas dari komentar negatif rakyat tentang pemimpin mereka yang sebelumnya mereka dukung dan sukses menduduki jabatan wakil rakyat, rata-rata mereka bilang banyak janji-janji sewaktu kampanye yang tidak terealisasi alias tidak terbukti yang akhirnya berbuah kekecewaan pada wakil rakyat yang telah didukungnya tersebut. Oleh karena itu ,mulai sekarang apabila anda kebetulan maju sebagai Caleg maka buatlah skema " Kontrak Politik " , lakukan survey kepuasan pemilih di daerah pemilihan anda dan ajak calon pemilih untuk mengutarakan aspirasinya dengan mengadakan diskusi publik atau kegiatan sosial masyarakat dan berinteraksi langsung dengan warga, sehingga dapat diketahui hal-hal apa saja yang nantinya bisa dijadikan poin-poin utama dari "Kontrak Politik " tersebut.
3. Buat Pakta Integritas dan Dukung Komisi Pemberantasan Korupsi
Sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa dari sekian banyak kasus korupsi yang ditangani oleh KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ), mayoritas pelakunya yang tertangkap adalah anggota dewan alias wakil rakyat yang terhomat. Tentu saja ini sebuah hal yang sangat ironis dan memprihatinkan, karena dengan jabatan Wakil Rakyat mereka diamanahi sebuah kepercayaan sebagai penyambung lidah rakyat, namun malah sebaliknya mereka justru mengkhianati rakyat dengan tindakan dan perilaku yang merugikan negara dan merusak mental masyarakat dengan budaya korupsinya.Untuk itu saran saya, apabila anda ingin sukses terpilih menjadi anggota dewan,mulai sekarang sertakan himbauan serta tulisan kalimat dukungan Untuk KPK di setiap spanduk,selebaran,poster kampanye dan buat pakta integritas Anti Korupsi ,No Money Politics.
Dari poin-poin catatan diatas , dapat diambil benang merah korelasi bahwa menjadi seorang wakil rakyat bukanlah pekerjaan yang mudah.Untuk itulah maka persiapkan mental dan skill serta luruskan niat hanya untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan.Ingat ,jangan main-main dengan amanah yang diemban karena resikonya adalah kepercayaan rakyat dan konsekuensi hukum apabila terbukti terlibat kasus korupsi.
Untuk warga masyarakat calon pemilih, anda juga secara tidak langsung ikut bertanggung jawab atas hasil pilihan nanti, baik buruknya kualitas para wakil rakyat Indonesia tergantung bagaimana jeli,teliti dan cerdas menentukan pilihan di kamar pencoblosan.
Ingat jangan karena sekedar di iming-imingi uang hak politik anda dibeli ,jadilah pribadi yang punya martabat dan harga diri !.
Miskin boleh tapi murahan tidak boleh !!! Itu tandanya miskin hati dan materi...betapa hinanya ...saya rasa anda mengerti maksud kalimat ini bukan untuk membicarakan yang kaya dan yang miskin yaah...
Apapun partainya menurut saya tidak begitu penting , tapi pribadi calon wakil rakyat itu yang paling penting.
Ada tiga ( 3 ) poin catatan diatas tadi yang harus anda camkan, pastikan calon pilihan anda untuk "Bijaksana dalam Berkomunikasi, Dukung KPK, Buat Kontrak Politik dan Pakta Integritas Anti Korupsi " .
#Selamat memilih dan dipilih !
#RakyatJamanNowCerdas
#CalegJamanNowAmanah
Semoga bermanfaat.
Saya bingung kenapa rakyat sekarang sibuk asik menjadi jubir apalagi di medsos tapi kalo menang janji gk terwujud 💯% tinggal pd nyinyir 😥
BalasHapusUntuk itu lebih baik kita tetap netral dan cukup menyimak saja , utamakan persaudaraan dan persatuan diantara kita.
Hapus