Bacaan Manfaat Makna Serta Keutamaan Surat Al Mulk Bagi Kita
Bacaan Manfaat Makna Serta Keutamaan Surat Al Mulk Bagi Kita |
Revormer.com | Menurut artinya, Surah Al Mulk berarti "Kerajaan". Surat Al Mulk termasuk golongan surat makkiyah yang diturunkan di kota mekkah. Di dalam Al-Qur’an sendiri surat Al Mulk berisi 30 ayat, menempati urutan ke 67 dan masuk dalam juz 29. Dinamakan Al Mulk karena pada kalimat pertama surat tersebut, kata pertamanya adalah kata Al Mulk yang berarti
‘Kerajaan’. Surat Al Mulk juga sering disebut dengan ‘At Tabaarak’ yang berarti Maha Suci.
Adapun kandungan makna yang terdapat dalam surat Al Mulk adalah tentang
kekuasaan Allah dalam menciptakan dunia dan seisinya. Menurut riwayat ulama terdahulu, Rasulullah sebelum tidur selalu membaca surat Al Mulk. Oleh sebab itu umat muslim sangat dianjurkan membacnya setiap hari khususnya sebelum waktu istirahat malam/tidur .
Berikut Hadits riwayat Tirmidzi yang menjadi salah satu sumber rujukan, akan fadhillah Surat Al Mulk bagi kita umat muslim :
Huraim bin Mis’ar At Tirmidzi
telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair
dari Jabir bahwa, “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidur hingga
beliau membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi
yadihil mulk (Surat Al Mulk)". ( HR At Tirmidzi)
Membaca setiap ayat-ayat yang terdapat di dalam Al qur an, selain mendatangkan pahala bagi yang membacanya, juga secara tidak langsung akan membawa kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Demikian pula dengan Surat Al Mulk ini, banyak keutamaan yang sangat besar bagi kita yang berkenan meluangkan waktu untuk membacanya.
Keutamaan Surat Al Mulk diantaranya adalah :
1. Bagi yang membacanya akan diampuni dosa-dosanya
ـ(1) عن أبي هريرة، عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قال: سورة من القرأن، ثلاثون اية؛ تَشْفَعُ لصاحبها حتى يُغْفَرَ له: تبارك الذي بيده
الملك. (رواه أبو داود واللفظ له, والترمذي وغيرهما، وصححه ابن حبان والحاكم والذهبي،
وحسنه الترمذي والألباني)ـ
Seperti yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah bersabda:
“Ada surat dari Alqur’an yang terdiri dari 30 ayat, Surat
tersebut dapat memberikan syafa’at bagi ‘temannya’ (yakni orang yang banyak
membacanya) sehingga orang tersebut diampuni dosanya, yaitu: Surat
Tabarokalladi bi yadihil mulk“. (HR. Abu Dawud dg redaksinya, diriwayatkan pula
oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya. Hadits tersebut shohih dan telah
di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, dan adz-Dzahabi, sedangkan
at-Tirmidzy dan Albani menghasankannya)
ـ(2) عن أنس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: سورة
من القرآن، ما هي إلا ثلاثون آية، خاصمت عن صاحبها حتى أدخلته الجنة، و هي تبارك.
(رواه الطبراني في المعجم الأوسط وحسنه الألباني في صحيح الجامع)ـ
Begitu juga dengan riwayat dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Ada surat dari Alqur’an, ia hanya terdiri dari 30 ayat,
Surat tersebut dapat membela ‘temannya’ sehingga memasukkannya ke surga, yaitu:
Surat Tabaraak“. (HR. Thobaroni dalam Mu’jamul Ausath, dan dihasankan oleh
Albani dalam Shohihul Jami’)
ـ(3) عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: من قرأ تبارك الذي
بيده الملك كل ليلة، منعه الله عز وجل بها من عذاب القبر، وكنا في عهد رسول الله صلى
الله عليه وسلم نسميها “المانعة”، وإنها في كتاب الله عز وجل سورة، من قرأ بها في ليلة
فقد أكثر وأطاب. (رواه النسائي واللفظ له والحاكم وقال صحيح الإسناد وحسنه الألباني)ـ
2. Bagi yang membacanya akan diselamatkan dari siksa kubur dan siksa neraka.
Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa :
“Barangsiapa membaca surat Tabarakalladi bi yadihil mulk
setiap malam, maka Allah azza wajalla menghindarkannya dari azab kubur, dan
dahulu kami (para sahabat) di saat Rasulullah SAW (masih hidup) menamainya “al-Mani’ah” (penghindar/penghalang). Sungguh surat
tersebut ada dalam Kitabullah, barangsiapa membacanya dalam suatu malam, maka
ia telah banyak berbuat kebaikan”
(HR. Nasa’i dengan redaksinya, diriwayatkan
pula oleh al-Hakim dan ia mengatakan: sanadnya shohih, dan dihasankan oleh
Albani)
3. Bagi seseorang yang membaca surat Al Mulk Insya Allah akan dijauhkan dari maksiat
Seperti yang diisyaratkan dalam ayat di bawah ini, bahwa Allah akan melihat setiap perbuatan kita baik yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Jadi ketika kita akan berbuat maksiat, maka kita akan takut karena Allah serba mengetahui tindakan kita yang tercela.
“Mereka itu takut pada Allah di kesunyian ketika mereka
tidak nampak di hadapan manusia lainnya. Mereka pun taat pada Allah dalam
keadaan sembunyi-sembunyi. Tentu saja dalam keadaan terang-terangan, mereka pun
lebih taat lagi pada Allah” ( QS Al Mulk : 12 )
4. Bagi yang membacanya maka kita akan selalu diingatkan agar menjadi orang yang tawakal rendah hati dan mau berusaha dengan cara yang halal
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Mulk ayat 15, sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا
وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.” (QS.
Al Mulk: 15).
Untuk itulah, kita sebagai umat muslim hendaknya selalu bersemangat menjemput rezeki dengan jalan apa saja, asalkan halal dan di niatkan karena Allah maka kesuksesan dunia akhirat akan menjadi milik kita.
BACAAN ARAB LATIN SERTA TERJEMAHAN SURAT AL MULK
Surat Al-Mulk
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌۙ
tabārakallażī biyadihil-mulku wa huwa 'alā kulli syai`ing
qadīr
Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ
اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu
'amalā, wa huwal-'azīzul-gafụr
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa
di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ
الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
allażī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni
min tafāwut, farji'il-baṣara hal tarā min fuṭụr
Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih.
Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ
خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ
ṡummarji'il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru
khāsi`aw wa huwa ḥasīr
Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi,
niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia
(pandanganmu) dalam keadaan letih.
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا
رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ
wa laqad zayyannas-samā`ad-dun-yā bimaṣābīḥa wa ja'alnāhā
rujụmal lisy-syayāṭīni wa a'tadnā lahum 'ażābas-sa'īr
Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan
bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat
pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَۗ وَبِئْسَ
الْمَصِيْرُ
wa lillażīna kafarụ birabbihim 'ażābu jahannam, wa bi`sal-maṣīr
Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat
azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ
iżā ulqụ fīhā sami'ụ lahā syahīqaw wa hiya tafụr
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar
suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِۗ كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا
فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ
takādu tamayyazu minal-gaīẓ, kullamā ulqiya fīhā faujun
sa`alahum khazanatuhā a lam ya`tikum nażīr
hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan
(orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu)
bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi
peringatan kepadamu (di dunia)?”
قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا
مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ
qālụ balā qad jā`anā nażīrun fa każżabnā wa qulnā mā
nazzalallāhu min syai`in in antum illā fī ḍalāling kabīr
Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan
telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah
tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang
besar.”
وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ
اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
wa qālụ lau kunnā nasma'u au na'qilu mā kunnā fī aṣ-ḥābis-sa'īr
Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan
atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka
yang menyala-nyala.”
فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْۢبِهِمْۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
fa'tarafụ biżambihim, fa suḥqal li`aṣ-ḥābis-sa'īr
Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat
Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu.
اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ
وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ
innallażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw
wa ajrung kabīr
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang
tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ
ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
wa asirrụ qaulakum awij-harụ bih, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr
Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia
Maha Mengetahui segala isi hati.
اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ
alā ya'lamu man khalaq, wa huwal-laṭīful-khabīr
Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?
Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ
مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
huwallażī ja'ala lakumul-arḍa żalụlan famsyụ fī manākibihā
wa kulụ mir rizqih, wa ilaihin-nusyụr
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah
dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ
فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ
a amintum man fis-samā`i ay yakhsifa bikumul-arḍa fa iżā
hiya tamụr
Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak
akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?
اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ
حَاصِبًاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ
am amintum man fis-samā`i ay yursila 'alaikum ḥāṣibā, fa
sata'lamụna kaifa nażīr
Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit
tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan
mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.
وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ
wa laqad każżaballażīna ming qablihim fa kaifa kāna nakīr
Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah
mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ
مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ
a wa lam yarau ilaṭ-ṭairi fauqahum ṣāffātiw wa yaqbiḍn, mā
yumsikuhunna illar-raḥmān, innahụ bikulli syai`im baṣīr
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang
menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat
segala sesuatu.
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ
دُوْنِ الرَّحْمٰنِۗ اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍۚ
am man hāżallażī huwa jundul lakum yanṣurukum min dụnir-raḥmān,
inil-kāfirụna illā fī gurụr
Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang
dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu
hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ ۚ
بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ
am man hāżallażī yarzuqukum in amsaka rizqah, bal lajjụ fī
'utuwwiw wa nufụr
Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan
rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri
(dari kebenaran).
اَفَمَنْ يَّمْشِيْ مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهٖٓ اَهْدٰىٓ اَمَّنْ
يَّمْشِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
a fa may yamsyī mukibban 'alā waj-hihī ahdā am may yamsyī
sawiyyan 'alā ṣirāṭim mustaqīm
Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang
lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas
jalan yang lurus?
قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ
وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
qul huwallażī ansya`akum wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra
wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn
Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan
pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali
kamu bersyukur.”
قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
qul huwallażī żara`akum fil-arḍi wa ilaihi tuḥsyarụn
Katakanlah, “Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di
muka bumi, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.”
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn
Dan mereka berkata, “Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu
orang yang benar?”
قُلْ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ
مُّبِيْنٌ
qul innamal-'ilmu 'indallāhi wa innamā ana nażīrum mubīn
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya ilmu (tentang hari
Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan
yang menjelaskan.”
فَلَمَّا رَاَوْهُ زُلْفَةً سِيْۤـَٔتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
وَقِيْلَ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَدَّعُوْنَ
fa lammā ra`auhu zulfatan sī`at wujụhullażīna kafarụ wa qīla
hāżallażī kuntum bihī tadda'ụn
Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah
dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada
mereka), “Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta.”
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ
رَحِمَنَاۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
qul ara`aitum in ahlakaniyallāhu wa mam ma'iya au raḥimanā
fa may yujīrul-kāfirīna min 'ażābin alīm
Katakanlah (Muhammad), “Tahukah kamu jika Allah mematikan
aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami
akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab
yang pedih?”
قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ
فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
qul huwar-raḥmānu āmannā bihī wa 'alaihi tawakkalnā, fa
sata'lamụna man huwa fī ḍalālim mubīn
Katakanlah, “Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya
dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada
dalam kesesatan yang nyata.”
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ
بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ
qul ara`aitum in aṣbaḥa mā`ukum gauran fa may ya`tīkum
bimā`im ma'īn
Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber
air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?”
Demikian kiranya yang bisa revormer.com sampaikan, mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan artikel yang berjudul Bacaan Manfaat Makna Serta Keutamaan Surat Al Mulk Bagi Kita. Jangan lupa untuk ucapkan bismillahirahmanirrahiim setiap akan mengawali aktifitas sehari-hari dan ucapkanlah hamdallah ketika kita selesai .
Semoga bermanfaat
Salam Cerdas Revormer !
Wassalam
Posting Komentar untuk "Bacaan Manfaat Makna Serta Keutamaan Surat Al Mulk Bagi Kita"
Silahkan Berkomentar yang Positif No Link dan SARA
Terima kasih