Desa Cindaga Dan Brug Plengkung Lima Hasil Karya Monumental Bung Karno Yang Selalu Di Hati
Jembatan Cindaga yang dibangun pada masa Presiden Soeharto 1993 |
Desa Cindaga Dan Brug Plengkung Lima Hasil Karya Monumental Bung Karno Yang Tinggal Kenangan
Beginilah wujud jembatan cindaga yang menggantikan jembatan lama cindaga yang dulu terkenal dengan sebutan jembatan plengkung lima hasil karya monumental Bung Karno. Saking dicintainya oleh masyarakat cindaga, hingga diputuskan untuk mengabadikannya dalam logo Paguyuban Warga Desa Cindaga.
Saat ini Desa Cindaga merupakan desa dengan luas wilayah terbesar di Kabupaten Banyumas dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 6.000 jiwa. Desa Cindaga yang mempunyai seorang Kades wanita bernama Sukirah ini, terletak di selatan desa rawalo dibelah oleh sungai serayu.
Potensi yang ada di Desa Cindaga antara lain pertanian, pertukangan, penambangan pasir serta banyak warganya yang berdagang di pasar rawalo, sampang dan wangon. Semoga kedepannya seiring kemajuan teknologi, desa Cindaga mampu berkembang menjadi desa yang sejahtera dan maju.
Potensi yang ada di Desa Cindaga antara lain pertanian, pertukangan, penambangan pasir serta banyak warganya yang berdagang di pasar rawalo, sampang dan wangon. Semoga kedepannya seiring kemajuan teknologi, desa Cindaga mampu berkembang menjadi desa yang sejahtera dan maju.
Sewaktu penulis masih kecil, seperti yang pernah diceritakan oleh para pinisepuh desa cindaga yang sekarang sudah meninggal dunia, dulu ketika masa penjajahan belanda dan jepang atau era perang dunia II, jembatan Soekarno ini pernah di bom oleh pasukan jepang. Jejak reruntuhannya terlihat apabila volume air sedang surut.
Pernah juga suatu ketika penulis di ceritakan bahwa dulunya, brug plengkung ini menjadi tempat eksekusi orang-orang yang di cap sebagai anggota PKI yang waktu itu ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
Ternyata beliau bukan hanya seorang negarawan besar namun di bidang arsitektur dan konstruksi beliau juga sungguh berbakat besar. Hal ini dibuktikan dengan daya tahan " brug plengkung " yang tetap kokoh hingga akhirnya tidak digunakan lagi setelah jembatan baru yang di bangun pada masa Presiden Soeharto selesai . Pada waktu itu, tahun 1997 penulis masih sekolah SMA dan setiap hari melewati jembatan soekarno.
Apalagi kalau sedang ingin menyendiri, penulis biasa tidur siang di bawah jembatan sambil melihat air sungai yang mengalir diiringi riuh rendah suara burung walet yang bersarang di bawahnya. Sungguh kenangan yang tak terlupakan hingga kini.
Merdekaa !
Salam Guyub Rukun Sejahtera Cindaga !
Wassalam
Posting Komentar untuk "Desa Cindaga Dan Brug Plengkung Lima Hasil Karya Monumental Bung Karno Yang Selalu Di Hati"
Silahkan Berkomentar yang Positif No Link dan SARA
Terima kasih